CIANJUR | MAGNETINDONESIA.CO – Sekitar 4 kilometer ruas jalan penghubung antardesa dan kecamatan di Desa Sukaraharja dan Desa Cibaregbeg, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, kondisinya rusak. Jalan hancur diduga akibat tingginya intensitas pengangkutan pasir dari sejumlah perusahaan di wilayah tersebut.
“Sudah hampir 3 tahun kondisi jalan di sini rusak. Hingga kini belum diperbaiki,” kata Lilis, warga Kampung Citapen, Desa Sukaraharja, kepada Magnet Indonesia Online, Jumat (31/8/2018).
Saat kemarau, warga dipusingkan dengan betebarannya debu. Bahkan debunya masuk ke rumah warga. Hampir setiap hari mereka harus membersihkannya. Hal serupa dirasakan saat musim hujan. Kondisi jalanan makin parah.
Baca Juga:Â Delapan Desa di Cibeber Sepakati Pembatasan Tonase Angkutan Pasir
“Tak kira-kira, masa sampai malam pun masih mengangkut pasir. Rumah kami yang berada di pinggir jalan sangat terganggu. Selain menebar debu, juga bising,” ucapnya.
Jalan yang dilintasi truk pengangkut pasir itu jadi akses warga di 8 desa, yakni Sukaraharja, Sukamaju, Cibaregbeg, Salamnunggal, Karangnunggal, Cihaur, Cimanggu dan Girimulya.
Lilis tak mempermasalahkan adanya aktivitas galian pasir di wilayahnya. Hanya saja ia meminta agar ada aturan dalam frekuensi pengangkutan serta perusahaan ikut bertanggung jawab memperbaiki jalan.
“Secepatnya lah diperbaiki. Setelah diperbaiki, kita jaga bersama-sama,” ujarnya.
Deden (32), tokoh warga Cibaregbeg mengaku, rusaknya jalan berdampak terhadap aktivitas warga menjadi terhambat. Apalagi jalan itu merupakan akses satu-satunya masyarakat.