SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Peppi Hamdani (37), merupakan satu dari ribuan guru honorer di Kabupaten Sukabumi, yang belum bisa menikmati sejahteranya sebagai tenaga pendidik. Ayah dua anak yang sudah mengabdi hampir 15 tahun sebagai guru honorer di SDN 2 Bantar Panjang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi ini, per tiga bulannya hanya menerima honor mengajar sebesar Rp300 ribu.
Honor yang diterima itu dirasakan tak mencukupi memenuhi kebutuhan rumah tangganya sehari-hari. Jika dihitung, ia hanya menerima honor sebesar Rp100 ribu per bulan.
“Secara logika, kalau mengandalkan honor mengajar tentu tidak akan cukup menghidupi keluarga,” kata Peppi ditemui Magnet Indonesia Online saat mengikuti istigasah di Lapang Korpri, Cisaat, Rabu (19/9/2018).
Ia akhirnya memutuskan mencari tambahan penghasilan dengan cara ngojek. Pekerjaannya itu dilakukan usai ia mengabdikan diri sebagai tenaga pendidik. Biasanya ia mendapatkan orderan mengangkut batang pohon kayu dari perhutani.
“Ini saya lakukan agar istri dan anak tetap bisa makan dan terpenuhi kebutuhannya,” ucap Peppi.
Ia pun memaksakan diri ikut menghadiri acara istigasah dengan harapan kesejahteraannya bisa terangkat. Ia berharap betul pemerintah memerhatikan nasib guru honorer yang kurang beruntung.
“Kalau tidak ada guru, tidak akan ada orang pintar dan cerdas yang menjadi pejabat,” tandasnya.
Kontributor:Â Â Iqbal Salim
Editor:Â Â Eddy Surya Wijaya