<strong>JAKARTA</strong> | <strong>MAGNETINDONESIA.CO</strong> - Kementerian Sekretariat Negara RI menggelar rapat koordinasi mendorong konvergensi/integrasi program percepatan pencegahan anak kerdil (stunting) di wilayah prioritas yang diikuti 89 kepala daerah kabupaten/kota se-Indonesia. Kabupaten Sukabumi termasuk satu di antara daerah yang ikut hadir dalam kegiatan di salah satu hotel di Jakarta, Kamis (22/11/2018). "Pemkab Sukabumi telah melakukan berbagai upaya dan intervensi penanganan stunting," kata Wakil Bupati Sukabumi, Adjo Sardjono, yang turut hadir mengikuti kegiatan tersebut serta melaksanakan penandatanganan komitmen bersama. Upaya penanganan stunting di antaranya menjalankan program utama 1.000 hari pertama kehidupan, peningkatan kualitas remaja, pemberdayaan orang terdekat, serta kelahiran pertama dari mulai hamil dan menyusui. "Kita intervensi melalui penyuluhan, pemberian suplemen, dan makanan tambahan untuk ibu hamil juga pertolongan persalinan sampai usia 2 tahun," ungkap Adjo. Stunting bukan hanya perkembangan fisik yang pendek, melainkan faktor perkembangan otak. Namun fisik pendek itu bukan berarti stunting. Secara fisik pendek tetapi otaknya cerdas. "Penanganan anak usia sekolah (remaja) harus diberikan perhatian khusus karena secara fisik pertumbuhannya sudah tampak," jelas Adjo. Karena itu, dalam penanganan penuntasan kasus stunting, masyarakat diminta turut serta membantu pemerintah. Mulai dari peran orang tua serta lingkungan sekolah. "Faktor pendidikan rendah bagi orang tuanya juga sangat berpengaruh terhadap stunting karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan. Termasuk saat hamil harus diperiksa rutin di posyandu atau puskesmas, supaya asupan gizi dan protein ibu hamil itu nantinya terkontrol," tandasnya. (<strong>adv</strong>)<!--nextpage--> <strong>Reporter</strong>: <a href="http://magnetindonesia.co">Abuy</a> <strong>Editor</strong>: <a href="http://magnetindonesia.co">Bondan Prakoso</a>