Ini yang Jadi Sorotan Kepala BNPB saat Tinjau Lokasi Longsor Cisolok

SEKDA Kabupaten Sukabumi Iyos Somantri bersama pejabat BNPB melakukan penanaman pohon di Kampung Garehong, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Jumat (11/1/2019). Foto: Magnet Indonesia/Indra Sopyan

SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo, menyayangkan lahan konservasi di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang menjadi titik longsor di Dusun Cimapag, Kampung Garehong RT 05/04, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, ternyata dijadikan lahan basah. Padahal sesuai aturan, lahan itu tak boleh ditanami sayuran dan persawahan.

“Kemiringan tebingnya lebih 30 derajat. Harusnya sesuai ketentuan tidak ditanami sayuran atau padi,” ungkap Doni kepada wartawan di sela-sela peninjauan ke lokasi longsor lereng perbukitan Gunung Sorandil di Desa Sirnaresmi, Jumat (11/1/2019).

Kunjungan kerja Kepala BNPB yang baru dilantik Presiden RI, Joko Widodo, Rabu (9/1/2019) itu didampingi sejumlah pejabat. Di antaranya Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB) Kasbani, Sekda Kabupaten Sukabumi Iyos Somantri, serta Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi.

BACA JUGA   Pemkab Sukabumi Apresiasi Kepengurusan DPC PAMMI Periode 2020-2024

Dia menuturkan BNPB menggandeng dan melibatkan semua komponen masyarakat, termasuk para pakar dan tokoh agama dalam upaya pencegahan bencana.

“Diharapkan mereka ini bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat agar jangan menanam jenis tanaman yang dapat menimbulkan risiko bencana,” tutur mantan Danjen Kopassus itu.

BNPB juga bersama para komunitas sudah menyiapkan sepuluh ribu bibit veti er (tanaman pencegah erosi). Untuk jangka pendek, tanaman itu bisa membantu risiko pencegahan longsor.

Add New Playlist