<strong>SUKABUMI</strong> | <strong>MAGNETINDONESIA.CO</strong> - Produksi gabah kering panen di Kabupaten Sukabumi melimpah. Setiap tahun produksinya surplus rata-rata mencapai 200 ribu ton hingga 250 ribu ton. "Alhamdulillah kami mampu mencapai ketahanan pangan karena produksi pertanian selalu meningkat," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Sudrajat, saat mendampingi kunjungan kerja Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman, Kamis (21/2/2019). Sejauh ini Kabupaten Sukabumi disebut-sebut salah satu daerah lumbung pangan dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Surplusnya produksi tak hanya padi, tapi juga hortikuktura dan palawija lainnya. "Surplus ini terjadi setiap kali panen," tuturnya. Menurut Sudrajat, ASN di lingkungan Pemkab Sukabumi hampir setiap bulan selalu mendapatkan beras seberat 15 kilogram sampai 25 kilogram. Beras itu diperoleh dari hasil produksi lokal. "Sebetulnya Kabupaten Sukabumi sudah mampu swasembada pangan tanpa membutuhkan barang impor. Petani Sukabumi bisa termotivasi atas capaian ketahanan pangan ini," jelas dia. Komoditas lainnya yang diproduksi petani Kabupaten Sukabumi yakni jagung. Namun, kata Sudrajat, pemerintah saat ini tak menjamin harga jagung petani di pasaran. Padahal petani butuh jaminan pemerintah agar harga jagung tidak anjlok. "Walaupun harga jagung belum menguntungkan petani, tapi produksinya relatif meningkat. Saat ini kami butuh gudang untuk menampung jagung petani dengan kapasitas 30 ribu ton. Sementara kita punya gudang khusus menampung beras petani," tandasnya. (<strong>adv</strong>)<!--nextpage--> <strong>Reporter</strong>: <a href="http://www.magnetindonesia.co">Indra Sopyan</a> <strong>Editor</strong>: <a href="http://www.magnetindonesia.co">Hafiz Nurachman</a>