SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Lahan pertanian tanaman padi di Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, dilanda kekeringan. Kondisi itu membuat para petani ‘menjerit’ lantaran dipastikan akan mengalami kerugian.
Sudah hampir 3 bulan wilayah itu mengalami hari tanpa hujan (HTH). Padahal, bagi para petani di sana, hujan merupakan andalan pengairan lahan pertanian lantaran sawah mereka merupakan tadah hujan. Bahkan tanaman padi para petani terancam puso alias gagal panen.
“Hampir semua sawah di wilayah kami merupakan tadah hujan. Dari musim tanam pertama hingga kedua petani tak bisa memanen padi karena gagal panen,” ungkap Ketua Kelompok Tani Sejahtera, Kampung Jambelaer RT 03/03, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jamaludin, Selasa (23/7/2019).
Anggota Kelompok Tani Sejahtera mayoritas menanam padi. Sebagian lagi ada yang menanam cabai merah keriting. Dalam kondisi kemarau sekarang, para petani tak bisa mencari sumber mata air untuk mengairi lahan sawah tadah hujan yang mencapai seluas 30 hektare tersebut.
“Kalau dihitung, nilai kerugian bisa mencapai ratusan juta rupiah. Sekarang petani menganggur karena tak bisa berbuat apa-apa. Hanya petani yang menanam cabai merah keriting yang masih beraktivitas. Pasokan airnya dari sumur warga,” tuturnya.
Jamaludin mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi terkait kondisi yang terjadi di lahan persawahan milik Poktan Sejahtera. Bahkan klaim Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) milik Poktan Sejahtera yang mengalami kekeringan pun sudah diajukan melalui dinas.