Pascagempa 7,4 SR, Kondisi Air Laut di Selatan Sukabumi Terpantau Normal

WARGA Kecamatan Palabuhanratu dan sekitarnya menggunakan sepeda motor mencari tempat aman mengantisipasi tsunami pascagempa yang menerjang Banten, Jumat (2/8/20109) malam. Magnet Indonesia

SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Gempa berkekuatan 7,4 skala richter berpusat di Banten membuat panik masyarakat di pesisir pantai selatan Kabupaten Sukabumi, Jumat (2/8/2019) malam.

Di Kecamatan Palabuhanratu misalnya, sejumlah warga di pesisir pantai selatan itu memilih mengungsi ke tempat evakuasi yang lebih aman sebab khawatir terjadi tsunami. Namun, hasil pantauan, kondisi air laut di pesisir pantai Sukabumi dalam keadaan normal.

“Kondisi air di sejumlah titik, terutama di Palabuhanratu masih aman,” kata Riky Agus Ramdan, warga Desa/Kecamatan Cikakak.

Ia tak memungkiri ada sebagian warga yang panik hingga memilih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi (perbukitan) maupun di gedung-gedung perkantoran. Dikabarkan pula kondisi air laut normal di Ujunggenteng dan Ciemas.

BACA JUGA   Brak! Dua Mobil 'Ciuman' di Jalan Raya Citepus

“Waspada harus, tapi jangan panik. Apalagi terpancing kabar yang belum tentu benar. Kami juga masih tetap siaga memantau di lapangan,” terang pemilik penginapan Bettah Coba Home Stay ini.

Berdasarkan info BMKG, gempa yang terjadi pukul 19.03.21 WIB ini berkekuatan 7.4 magnitudo. Lokasinya di 7.54 LS,104.58 BT berpusat di 147 kilometer Barat Daya Sumur, Banten, di kedalaman 10 kilometer. Gempa berpotensi tsunami.

Kiki Ramdan Firdaus (22), pegawai Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi, merasakan getaran gempa cukup besar dengan durasi sekitar 5-6 detik.

“Saat gempa saya ada di rumah dinas. Saya sempat berlari ke luar rumah karena takut,” kata dia.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi maupun laporan kerusakan bangunan ataupun korban jiwa.

BACA JUGA   Pagelaran Seni dan Budaya Sunda Meriahkan Milangkala Paguyuban Padjajaran Anyar

Add New Playlist