Air Sungai Keruh Gegara Aktivitas Perusahaan, Warga Minta Kompensasi Sumur Bor dan Suplai Air Bersih

PERWAKILAN warga di tiga desa sedang menyampaikan aspirasi ke perusahaan PLTMh Tamaris, Senin (2/11/2019). Foto: Magnet Indonesia/H Asep

SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Aktivitas PT Tamaris yang mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) di Kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi diduga menjadi pemicu keruhnya aliran sungai yang biasa digunakan warga Desa Bojong Kecamatan Kalibunder serta Desa Bangbayang dan Desa Sirnamekar Kecamatan Tegalbuleud.

Warga pun mendatangi kantor perusahaan PLTMh yang berada di Kampung Sindang Kecamatan Sagaranten, Senin (2/12/2019).

Mereka mempertanyakan kondisi tersebut sebagai dampak adanya aktivitas normalisasi aliran Sungai Cikaso. Saat ini warga tak bisa memanfaatkan air di aliran sungai tersebut. Sebagai kompensasinya, mereka meminta dibuatkan sumur bor di masing-masing permukiman warga yang terdampak.

(Baca Juga: Soal Sengketa Lahan, Kuasa Hukum PT Zhong Min Hydro Indonesia Hadirkan Lima Saksi)

BACA JUGA   Poktan Jampang Abadi Oyag Olah Talas Beneng jadi Tembakau Herbal

“Karena perusahaan diduga telah membuat keruh aliran sungai, maka kami minta kompensasi berupa pembuatan sumur bor serta mengirimkan air bersih 2 tangki setiap hari,” ungkap Deden, tokoh masyarakat Desa Bojong Kecamatan Kalibunder saat beraudiensi dengan manajemen PT Tamaris.

Kepala Desa Bangbayang Kecamatan Tegalbuleud, Asep, menambahkan ada permintaan dari warga berupa pembangunan sumur bor karena dampak keruhnya aliran sungai. Termasuk permintaan suplai air bersih selama 3 hari.

“Kami minta pasokan air bersih per desa sebanyak 2 tangki,” tegas Asep.

(Baca Juga: Bareskrim Pasang Garis Polisi di Lokasi Proyek PTLMh PT Zhong Min Hydro Indonesia)

Sementara Kepala Desa Sirnamekar Kecamatan Tegalbuleud, Ajat, menambahkan dana CSR dari PLTMh Tamaris seyogianya dialokasikan untuk pembuatan sumur bor bagi masyarakat. Sebab, sampai saat ini warga di Desa Sirnamekar masih kesulitan air bersih akibat terlalu lama kemarau.

BACA JUGA   Buruh Pabrik di Cianjur Kebingungan Mencoblos pada 17 April

Add New Playlist