SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Persemaian Permanen Palabuhanratu Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Citarum-Ciliwung di area GOR Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi menargetkan bisa mencetak 1 juta bibit pohon berbagai jenis kayu keras setiap tahun.
“Sejauh ini target sebanyak 1 juta bibit pohon setiap tahun bisa terpenuhi,” kata staf Persemaian Permanen Palabuhanratu BPDASHL Citarum-Ciliwung, Yoko Andiri, Sabtu (21/12/2019).
Bibit pohon itu nantinya dialokasikan bagi masyarakat Kabupaten dan Kota Sukabumi yang membutuhkan penghijauan lingkungan maupun rehabilitasi lahan kering. Persemaian Permanen Palabuhanratu acap kali kedatangan masyarakat yang meminta bibit pohon.
(Baca Juga: Kodim 0622/Kabupaten Sukabumi Tanam Puluhan Ribu Beragam Bibit Pohon)
“Bibit pohon ini mereka tanam di lingkungan warga, DAS, maupun pantai,” tuturnya.
Di Persemaian Permanen Palabuhanratu tersedia bibit pohon kayu keras seperti sirsak, jambu, nangka, manglid, jati putih, jabon, trembesi, dan katapang. Rata-rata ukuran bibit pohon itu berkisar antara 25 sentimeter sampai 70 sentimeter.
“Penyemaian bibit pohon berbagai jenis kayu keras ini menggunakan plastik polybag,” sebut Yoko.
Menurut dia, dari awal pembibitan hingga pohon bisa ditanam maksimal berumur 6 bulan atau setinggi 60 sentimeter-70 sentimeter. Waktu efektif penanaman bibit pohon pada musim hujan atau medio Oktober hingga Desember.
(Baca Juga: Lahan Bekas Longsor di Desa Sirnaresmi Direboisasi)
“Kelompok masyarakat, komunitas, Ormas/OKP, instansi vertikal seperti Kodim dan Polri banyak yang mengajukan permohonan permintaan bibit pohon untuk kegiatan rehabilitasi lingkungan. Bibit pohon kita bagikan gratis. Siapapun bisa mendapatkan bibit pohon asalkan melampirkan proposal dan KTP pemohon sebagai persyaratannya,” ungkapnya.
Yoko mengaku pada Oktober hingga Desember banyak permintaan bibit pohon dari masyarakat ataupun komunitas. Sebab, pada medio itu sudah memasuki musim hujan atau bulan mulai menanam.
“Pohon ditanam biasanya di sekitar lingkungan warga untuk penghijauan. Termasuk sebagai sumber mata air dan mengurangi efek globalisasi. Tinggal kewajiban masyarakat yang merawat dan menjaga kondisi pohon agar tetap lestari sebagai sumber penghidupan manusia,” tandasnya.
Kontributor: Adji Suansa
Editor: Hafiz Nurachman