SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Produksi sampah di Kabupaten Sukabumi mencapai 4.300 meter kubik per hari. Selain dari rumah tangga, volume sampah itu juga berasal dari perkantoran, industri, restoran, hingga hotel.
Berbagai upaya dilakukan Pemkab Sukabumi untuk mengurangi sampah. Satu di antaranya memaksimalkan peternak maggot yang diyakini bisa membantu mengurai sampah organik.
“Kami mendukung keberadaan peternak maggot di wilayah Kabupaten Sukabumi karena bisa mengurai sampah organik yang dibuang ke Tempat Penampungan Akhir Sampah (TPAS),” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Iyos Somantri, seusai memimpin rapat pembahasan program bank sampah maggot di Pendopo Sukabumi, Selasa (14/1/2020).
Maggot adalah serangga pemakan bahan organik. Protein serangga ini berkualitas tinggi dan bisa menjadi pakan ikan alternatif. Peternakan maggot di Kabupaten Sukabumi muncul dari ide kreatif anak-anak muda yang peduli terhadap keberadaan sampah organik yang terbuang.
(Baca Juga:Â Petugas Kebersihan DLH Kabupaten Sukabumi Gerak Cepat Angkut Sampah yang Menumpuk)
“Sampah organik bisa diurai oleh maggot. Jadi, peternakan maggot ini sangat potensial dan punya nilai ekonomis,” jelas Iyos.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi, Dedah Herlina, menambahkan hasil kalkulasi, penguraian sampah organik melalui maggot diharapkan bisa mengurangi sampah hingga 30 persen pada 2025 mendatang.
“Kehadiran peternak maggot punya korelasi dengan target kita. Termasuk target 2021 di kawasan geopark bebas sampah plastik. Apalagi 45 persen sampah di Kabupaten Sukabumi berupa organik. Maggot lebih memudahkan dalam penguraian sampah organik,” ujarnya.