Pengusaha Hotel Berharap pada 2020 Terjadi Resolusi Peningkatan Okupansi

KAWASAN pantai di Kabupaten Sukabumi terlihat sepi pengunjung. Foto: Magnet Indonesia/Agris Suseno

SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Dunia usaha bidang perhotelan, terutama di kawasan wisata pantai di Kabupaten Sukabumi, dinilai masih stagnan. Okupansi yang diharapkan meningkat seiring gencarnya promosi objek-objek wisata, belum cukup terdongkrak.

“Selama 2019, bagi dunia usaha perhotelan mungkin disebut masa-masa sulit. Okupansi yang selama ini jadi andalan para pengusaha hotel, ternyata tidak menunjukan geliatnya. Bahkan cenderung turun dibanding sebelumnya,” kata Komisi Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat Bidang Pariwisata, Dadang Hendar, Kamis (2/1/2020).

Dadang yang juga owner Hotel Augusta ini menegaskan okupansi tak berbanding lurus dengan biaya operasional dan biaya perawatan hotel yang makin meningkat. Kondisi itu juga dipicu naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) serta tarif dasar listrik.

BACA JUGA   Sadis! Seorang Istri Diduga Bacok Kepala Suami Pakai Kapak

“Imbasnya, harga bahan baku yang lain pun otomatis terus meningkat. Kondisi ini mengakibatkan banyak hotel yang ditawarkan untuk dijual atau di-take over pengelola ke pihak ketiga dengan harga jauh menguntungkan. Kalau tidak begitu, para pengusaha hotel akan semakin kesulitan,” jelas Dadang.

(Baca Juga: Tingkat Okupansi Meningkat, Pengelola Hotel di Palabuhanratu Semringah)

Lesunya geliat usaha perhotelan diperparah juga dengan agenda politik nasional, regional, maupun lokal sangat menciptakan suasana tidak nyaman bagi wisatawan. Dinamika dan gejolak politik dinilai Dadang cukup berpengaruh terhadap okupansi hotel.

“Sekarang mulai menjamur vila-vila liar dan penginapan ilegal yang makin membuat pengusaha hotel makin sulit. Belum lagi kompetisi perang harga di antara pengusaha hotel yang tentu memicu persaingan tidak sehat,” ucapnya.

BACA JUGA   Polres Sukabumi dan PC Bhayangkari Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Angin Puting Beliung

Add New Playlist