Ia tak menyerah. Kemudian ikut mendaftar lagi. Pada seleksi yang kedua kalinya, Ganjar sempat mencapai beberapa tahapan seleksi hingga mencapai Pantukhir atau pemantauan akhir. Tapi lagi-lagi ia gagal. Ia pun memutuskan ikut seleksi masuk sebagai calon anggota TNI.
“Tapi semuanya gagal,” seloroh Ganjar sambil tergelak.
Akhirnya, Ganjar pun memilih berkuliah di Universitas Suryakencana Cianjur mengambil program studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR). Harapannya, setelah lulus nanti ia akan mengikuti tes CPNS.
“Ternyata, ikut tes CPNS juga tak lulus,” kata Ganjar.
Ia pernah mengajar sebagai guru honorer olahraga di salah satu sekolah dasar. Hampir empat tahun ia menjadi guru honorer dengan gaji Rp300 ribu per bulan yang dibayarkan per tiga bulan karena menunggu pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Karena dasarnya saya senang berorganisasi, sambil mengajar saya jadi freelancer (nyambi) di sebuah EO (event organizer). Kalau ada artis yang manggung di Cianjur, saya bertugas menjadi asisten,” jelasnya.
Singkat cerita, pada 2015 Ganjar mendapat informasi ada rekrutmen pengkaderan di Partai Gerindra. Saat itu programmya bernama Gerindra Masa Depan.
Ganjar antusias mengikuti pengkaderan itu. Apalagi dengan sosok Prabowo Subianto yang sangat diidolakannya. Ganjar pun lulus mengikuti seleksi pengkaderan. Bahkan ia menjadi salah satu lulusan terbaik.
Hingga akhirnya menjelang Pileg 2019, berkat dorongan dari Prabowo Subianto, Ganjar memberanikan diri ikut berkontestasi. Kali pertamanya berkecimpung di dunia politik, Ganjar ikut terpilih dari 11 caleg pilihan masyarakat periode 2019-2024.