Permintaan Jahe Meningkat, Harga pun Ikut Melonjak

Ilustrasi/Net/Ist

CIANJUR | MAGNETINDONESIA.CO – Jahe menjadi komoditas yang cukup banyak diburu masyarakat saat pandemi Covid-19. Masyarakat menyakini, jahe bisa meningkatkan imunitas daya tahan tubuh sehingga mampu menangkal virus corona.

Pun di Kabupaten Cianjur, permintaan terhadap komoditas tersebut melonjak tajam hingga hampir 200 persen. Kondisi tersebut berbanding lurus dengan harganya yang saat ini meroket.

“Sekarang jahe merah dan jahe gajah yang banyak dicari,” kata Ketua Koperasi Hayati, Unang Margana, kepada magnetindonesia.co, Kamis (2/4/2020).

Koperasi Hayati menaungi pemasaran petani jahe di Kabupaten Cianjur. Sebelum Covid-19 mewabah, kata Unang, harga jahe merah di kisaran Rp10 ribu dan jahe gajah di kisaran Rp7 ribu per kilogram. Sekarang harga jahe merah melambung menjadi Rp35 ribu per kilogram dan jahe gajah Rp22 ribu per kilogram.

BACA JUGA   Laporan Keuangan Pemkab Sukabumi TA 2020 Hampir Mencapai 80 Persen

“Tanaman obat lainnya seperti temu lawak dan kunyit, juga naik hampir 100 persen. Semula hanya Rp2 ribu, sekarang menjadi Rp4 ribu per kilogram,” sebut mantan Ketua KPU Kabupaten Cianjur itu.

Dari puluhan hektare lahan perkebunan aneka jahe di Kabupaten Cianjur, wilayah selatan terbilang jadi sentra produksi terbesar. Hasil panen para petani jahe dikumpulkan lalu dipasarkan ke beberapa daerah sesuai permintaan seperti Pasar Induk Pasirhayam Cianjur serta perusahaan makanan atau farmasi di kawasan Jabodetabek dan perseorangan.

“Kita baru melaksanakan kemitraan pemasaran saja. Belum pada kemitraan strategis yang mengelola mulai dari ketersediaan lahan, bibit, pupuk, dan kebutuhan tanaman obat lainnya,” ungkap Unang yang juga mantan Ketua Yayasan LBH Cianjur ini.

BACA JUGA   Kabupaten Sukabumi Berpotensi Terjadi Tsunami, BMKG Bakal Bangun Stasiun Geofisika

Add New Playlist