SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Perlindungan lahan pertanian berkelanjutan menjadi upaya Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi menjaga stabilitas pangan. Apalagi saat ini di tengah pandemi covid-19 yang kondisinya serba tak menentu.
“Kita lindungi areal persawahan ini supaya tidak dialihfungsikan. Sehingga kita bisa menjaga stabilitas dan ketersediaan hasil pertanian,” kata Kepala Seksi Pengelolaan Lahan dan Air Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Gilar Akmal, Rabu (20/1/2021).
Tahun lalu, kata Gilar, Dinas Pertanian telah berupaya mengusulkan luasan lahan sawah yang dilindungi ke Kementerian ATR/BPN untuk menjaga stabilitas hasil pertanian dan ketahanan pangan. Lahan sawah yang akan dilindungi dan tidak dialihfungsikan itu tersebar di 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi.
“Sebenarnya, lahan sawah tidak bisa dialihfungsikan sesuai Perpres Nomor 59/2019 tentang Lahan Sawah yang Dilindungi. Tapi kami coba usulkan lagi ke Kementerian ATR/BPN,” ungkap Gilar.
Persoalan ketersediaan pangan, terutama padi sawah di tengah pandemi covid-19 tanpa didukung lahan pertanian yang memadai tidak mungkin bisa terwujud. Sementara pemerintah pusat terus berupaya agar stabilitas pangan tetap terjaga sehingga tidak terjadi kerawanan pangan di situasi darurat bencana kesehatan saat ini.
“Jadi, lahan sawah harus dipatenkan maupun dilindungi agar tidak dialihfungsikan. Dengan begitu, hasil padi sawah di Kabupaten Sukabumi bisa mendukung ketahanan pangan yang telah dicanangkan pemerintah,” jelas Gilar.
Sebelumnya, Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi sudah menetapkan zonasi lahan sawah yang dilindungi dan tidak boleh dialihfungsikan untuk dijadikan sebagai kawasan perumahan maupun industri. Apalagi di lahan sawah produktif yang dikelola petani untuk ditanami padi.
