SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Kegiatan belajar mengajar di masa pandemi covid-19 yang dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) atau online masih jadi kendala bagi peserta didik. Pasalnya, tidak semua siswa mempunyai gawai (telepon genggam) sebagai sarana pembelajaran jarak jauh melalui online.
Seperti murid di SDN 02 Palabuhanratu. Peserta didik di sekolah ini tidak semuanya tergolong mampu bisa membeli handphone untuk mengikuti proses kegiatan pembelajaran secara daring. Selain itu, pembelajaran online juga membutuhkan kuota internet yang harus dibeli murid.
Namun bagi peserta didik yang tidak memiliki gawai, guru kelas mendatangi langsung ke rumah mereka untuk memberikan pembelajaran luring (luar jaringan) secara berkelompok. Jumlah murid pada kegiatan pembelajaran luring ini maksimal 5 orang per kelompok dengan catatan harus mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan.
“Proses pembelajaran di masa pandemi dibagi dua kelompok, yakni daring dan luring. Ini sudah menjadi kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran covid-19 di kalangan peserta didik maupun guru,” kata Kepala SDN 02 Palabuhanratu, Ida Hendrayani, ditemui magnetindonesia.co di ruang kerjanya, Selasa (23/2/2021).
Ida mengaku banyak persoalan yang dihadapi sejak diberlakukannya pembelajaran jarak jauh baik secara daring maupun luring. Terutama bagi orang tua yang tidak mampu membelikan gawai untuk anaknya karena faktor ekonomi.
“Kendala lain pembelajaran online, ketika jaringan internet di area rumah murid kurang bagus. Soalnya peserta didik di sini ada juga yang berasal dari Kecamatan Cikakak. Kalau kondisinya tidak memungkinkan, maka kita arahkan untuk belajar secara berkelompok di rumah murid atau musala di sekitarnya dibimbing guru kelas,” jelasnya.Â