SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Pemkab Sukabumi mengklaim prevalensi stunting mengalami penurunan sejak 2020. Poinnya berada di angka 6,91 persen atau menurun drastis jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya.
Pencapaian penanggulangan stunting itu dipaparkan Pemkab Sukabumi kepada Pemprov Jabar berkaitan dengan penilaian kinerja kabupaten/kota dalam pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting terintegrasi secara virtual dari Pendopo Sukabumi, Selasa (24/8/2021).
“Berdasarkan data Riskesdas pada 2018, prevalensi stunting di Kabupaten Sukabumi berada di angka 41,35 persen. Kasusnya terus menurun sampai di angka 6,91 persen,” ungkap Wakil Bupati Sukabumi, Iyos Somantri.
Pemkab Sukabumi menargetkan zero stunting pada 2023. Upaya itu akan dilakukan dengan melibatkan multi sektoral. Sebab, stunting menjadi prioritas penanganan di Kabupaten Sukabumi. Apalagi stunting bisa berdampak terhadap pembangunan sumber daya manusia.
“Kita sudah memiliki inovasi penanggulangan stunting. Salah satunya pemberian beras nutrizinc kepada anak-anak stunting. Hasilnya, sudah ada yang mengalami perbaikan gizi setelah memakan beras nutrizinc ini,” jelasnya.
Selain pemberian beras nutrizinc, penurunan angka stunting juga dilakukan melalui gerakan sanitasi total sa-Sukabumi dan gerakan serentak menanam bayam. Namun, percepatan penanganan stunting tidak hanya dilakukan melalui multi sektoral saja, juga melibatkan multi stake holder.
“Kita libatkan dunia usaha, komunitas, akademisi, hingga media dalam percepatan penanganan stunting di Kabupaten Sukabumi,” pungkasnya. (adv)
Kontributor:Â Fadillah
Editor:Â Hafiz Nurachman