SUKABUMI | MAGNETINDONESIA.CO – Intensitas curah hujan tinggi selama satu hari satu malam pada Sabtu (27/11/2021) yang mengguyur wilayah Kabupaten Sukabumi menimbulkan bencana hidrometeorologi di sejumlah lokasi. Selain banjir dan longsor, tanah adat yang terdapat di sepanjang bibir sungai juga mengalami abrasi akibat digerus derasnya aliran air sungai.
Seperti areal lahan kebun jengjeng dan petai milik warga Kampung Bojongkopo RT 01 dan 02 RW 01, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Sebagian lahan kebun lebih kurang lebar 8 meter dan panjang 200 meter hilang terbawa luapan air Sungai Cidadap saat turun hujan. Selain itu, beberapa rumah warga setempat juga terancam ambruk yang diakibatkan tergerus oleh derasnya air sungai.
“Lahan kebun dekat rumah saya yang terbawa air Sungai Cidadap terjadi malam tadi ketika turun hujan deras. Dapur rumah saya juga terancam longsor. Ditambah air sungai naik ke pelataran rumah,” ujar E Sutisna (45), warga Kampung Bojongkopo RT 01/01, kepada magnetindonesia.co, Minggu (28/11/2021).
Menurut Sutisna, pada tahun ini abrasi akibat luapan Sungai Cidadap sudah dua kali terjadi. Bahkan kejadian itu sudah dilaporkan ke pemerintah desa dan kecamatan setempat untuk secepatnya ditangani dengan memasang bronjong sebagai penahan tanah di sempadan sungai.
“Pengajuan pembuatan bronjong sering kami sampaikan ke pemerintah desa hingga ke tingkat kabupaten. Tapi sampai saat ini belum ada realisasinya,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala UPT Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukabumi Wilayah Palabuhanratu, Male Sucarwana, menegaskan masalah bencana abrasi di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) bisa dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi untuk secepatnya ditanggulangi. Sebab, bencana yang menimbulkan kerusakan infrastruktur bisa ditangani BPBD dengan menggunakan anggaran darurat bencana.