JAKARTA | MAGNETINDONESIA.CO – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar rapat koordinasi tindak lanjut penanganan pascabencana di 39 kecamatan di wilayah Kabupaten Sukabumi. Termasuk mencari solusi agar ke depan bencana serupa tidak terjadi kembali di kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa dan Bali itu.
Rakor diikuti Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri dan para kepala perangkat daerah terkait. Hasil monitoring BNPB di lapangan pada Rabu, 8 Januari 2025, bisa dilaporkan bahwa pascabencana di beberapa wilayah di Kabupaten Sukabumi harus ada upaya-upaya strategis.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, mengatakan, proses penanganan pascabencana di Kabupaten Sukabumi masih berlangsung meski status tanggap darurat bencana telah berakhir dan berubah menjadi masa transisi.
“Pekan lalu kita sudah melakukan peninjauan ke lapangan. Memang pascabencana ini perlu ada langkah-langkah strategis agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Formulasi penanganan pascabencana yang strategis sedang kita susun,” kata Raditya, saat memimpin rakor di ruang rapat Gedung Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu, 15 Januari 2025.
Raditya berharap melalui rakor dapat mempercepat penanganan bencana di Kabupaten Sukabumi. Selain itu, dibahas juga penanganan bencana di Kabupaten Cianjur. Berdasarkan data BNPB, beberapa kota dan kabupaten di Jawa Barat diterjang bencana hidrometeorologi pada akhir tahun 2024 hingga awal tahun 2025.
Wakil Bupati Sukabumi, Iyos Somantri, mengaku sepakat atas kebijakan pemerintah pusat yang disampaikan melalui BNPB terkait rehabilitasi dan rekonstruksi rumah tinggal, relokasi, serta perbaikan infrastruktur dampak bencana alam.