CIANJUR | MAGNETINDONESIA.CO – Kemarau panjang mulai berdampak terhadap lahan pertanian di Desa Girimulya, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Sekitar 188 hektare lahan sawah di wilayah itu mengalami kekeringan sehingga hampir 60 persen petani di sana gagal menanam padi.
“Sudah tak ada lagi pasokan air. Hampir semuanya mengering,” kata Kepala Desa Girimulya, Dadin, kepada Magnet Indonesia Online, Kamis (19/7/2018).
Luasan lahan yang mengalami kekeringan mencapai 188 hektare. Karena itu, memasuki tanam padi kedua tidak bisa mengolah lahan sawah mereka.
“Sebetulnya kami sudah membuat bak penampung air di Kampung Bunisari untuk mengairi lahan pesawahan di Desa Girimulya. Namun faktanya tidak mencukupi,” ujar Dadin.
Lahan pesawahan di Desa Girimulya cukup lumayan luas. Sehingga harus membuat kembali saluran air khusus untuk pengairan lahan pertanian. Untuk mendukung pengairan, di wilayah itu terdapat dua sumber mata air yang mampu untuk mengairi ratusan hektare sawah.
“Sumber air berada di Curug Uang dan Curug Bunisari. Sekarang sudah dibangun menjadi bak penampungan,” terang dia.
Sementara itu Camat Cibeber, Ali Akbar, mengaku akan berupaya ke depan agar titik-titik rawan kekeringan di Kecamatan Cibeber bisa diantisipasi. Satu di antaranya dengan perencanaan pembangunan bak penampung air yang bersumber dari Curug Uang.
“Kami mendapatkan informasi di Desa Girimulya mempunyai sumber mata air konsumsi. Makanya kami akan berupaya gimana caranya agar sumber air tersebut bisa terealisasi secepatnya,” ucap Ali.